Selasa, 25 Desember 2012

HATIMU

memasuki hatimu 
seperti mendaki bukit-bukit berbatu 
ada kelok labirin sunyi menyusun gerimis salju
ada kerlip gemintang di juntaian selendang usia yang kian ungu
ada gemuruh sayatan kata-kata menggoreskan nyeri
 ada rindu-dendam menghampar semerah strawberi
ada yang tak selesai kautuliskan untukku

Senin, 24 Desember 2012

MEMUDAR

Berkemas setelah gemuruh memecah hening
Hatiku diterpa badai hingga melepas luruh
kelopak kering dari tangkai mawar
memerah oleh duri tertancap di jantung
Kau membisik derita seolah nikmat
dalam kecantikan yang memudar

Minggu, 23 Desember 2012

Lembah Malam


lolongan serigala di lembah malam
kau catat dalam puisi hitam yang penuh
dengan aksara-aksara kegelapan
dari bibir para penyihir dan para pendusta
telah merambah dan menjamah hati nurani
menjadi sampah di tungku-tungku peradaban
telah dibakar oleh janji-janji kosong
hingga kini tinggal hanya debu di tepi sejarah

jejak hitam yang kau lipat pada sela-sela angin
akan berhembus ke seluruh penjuru arah
menyelusup ke balik jubah kelammu
menjarah seluruh kecemasanmu yang tersembunyi
di balik hatimu yang rawan....

kau menggigil dan menjelma bayangan
di sana kau hanya berkelebatan dan berlari
dengan teriakan-teriakan puisi kelam
mencari cahaya akasra di balik kegelapan
jika kau lelah, kau terkapar pingsan
tanpa daya disetubuhi oleh keabadian malam

lolongan srigala itu masih kudengar
di bawah panji purnama raya
ingin menggigit bulan dan impian
kau takkan pernah mampu membakarnya
hanya dengan api puisi yang kau nyalakan
kecuali kau membakar dirimu sendiri
sehingga kau tak tahu lagi
kebenaran di antara impian dan kenyataan



DPS18122012

Selasa, 18 Desember 2012

HAMPA

Tak satupun jejakmu kutinggalkan dalam kisah yang pahit ini
Tak sedetikpun waktu kulupa tentang cerita luka yang membiru itu
Tak mungkin di awalnya dan tak mungkin di akhirnya
Yang ditanam adalah ketiadaan, yang dipetik adalah kehampaan

Cinta dan Ketidaksadaran

Saat pertama kali menyatakan cinta, yang ada hanyalah rasa. Sadar atau tidak, rasa tak peduli. Sebab rasa bukan dalam pikiran. Rasa adalah unsur subjektif dari sisi manusia. Bertolak belakang dengan logika. Ketika logika hendak menuntut upah cinta adalah perkawinan, maka cinta menjelma kedalam bentuk yang nampak. Menampakkan cinta diluar kesadaran sama halnya dengan mencampakkan cinta itu sendiri kedalam kubangan harapan yang terlampau nista.

Biarkan cinta itu tetap hidup. Usaha untuk membentuk cinta dalam berbagai model hanya akan memposisikan makna cinta di level yang sangat dangkal. Cinta hakikatnya lahir dari kebebasan. Sangat anti terhadap keterikatan. Cinta adalah usaha yang tidak sadar. Konstruksinya terbangun menurut perasaan dan ego yang sangat kental. Tetapi dengan cinta kita bisa bertahan hidup. Oleh cinta yang sadar, kita bisa mati konyol. Cinta memang ketidaksadaran. Bilamana kita mulai menyadarinya, maka sesungguhnya kita mulai menghilangkan cinta dari diri kita.

Rabu, 12 Desember 2012

TULUS YANG KEBAL CEMBURU

Sejak kita berkenalan, aku sudah sadar tentang kamu. Kusadari bagaimana dirimu akan bertindak. Membentuk perilaku. Kucoba untuk memahami dirimu. Semua yang dikatakan saat-saat awal itu, sesungguhnya hanya sebongkah rasa. Mula-mula sebagai reaksi dari rasa ingin tahu siapa diriku dan keinginan untuk berteman. Sebuah keinginan yang iseng saja. Itulah awalnya. Dalam mabuk maskulinitas kau berkata: pemain kok dimainkan. Akupun hanya menelan kalimatmu itu. Mentah-mentah, sebab besok, lusa, tula dan entah bibirmu akan selalu berkata itu.

Waktu bergulir pada langkah-langkah pertama. Dirimu sekedar merasakan sensasi bergaul. Tanpa cinta. Gejolak dalam dirimu sungguh tidak stabil. Sebagai perempuan, kau tidak biasa. Kebiasaan buruk merokok, minum alkohol, keluar masuk pub dan kesendirianmu di senyap remang yang galau. Semua itu mewarnai hari-harimu. Gejolakku adalah seuntai masalah yang menghentar diriku beberapa minggu menetap bersamamu. Lalu kita merasa saling butuh. Saling melengkapi.

Kala itu kau tulus. Tidak ada rasa cemburu walau aku pulang, mala kau menyuruhku. Menyuruh pulang dan tetap setia mencintaiku. Kita saling setia tiada bandingnya, merancang tujuan kita untuk segra memiliki bayi. Obsesimu kala itu, aku dapat memberimu seseorang, jika bukan aku, kau mau: anak kita. Kita gagal oleh keguguran karena fisikmu lemah, jantungmu tak kuat. Atas nama cinta, kita sepakat untuk menunda rencana. Membuat rencana baru, membangun rumah kita.

Kau dan aku bekerja dengan tekun. Mengumpul dan mengumpul. Kau jatuh karena sakit, berkali-kali kau jatuh. Menegang dan nyaris pecah kepalamu. Cukup lama waktu dan ketelatenan menyembuhkan dirimu dari kemelut. Kuyakinan dirimu tentang umur yang panjang atas pertolongan Yang Mencipta. Kita berdoa bersama. Kita berlutut, menangis, memohon ampun padaNya.

Perlahan namun pasti, sifat maskulin mulai berganti. Feminim dalam dirimu muncul saat kau memakai rok dan baju terusan. lalu kita senyum dan tertawa kecil. Kita sedang berubah, kataku padamu. Berubahlah sesuai ayu-mu. Itu kataku di telingamu. Kekasihku, sungguh kau cantik. Katamu, itu pujian gombal karena hanya aku yang pernah mengatakan itu padamu, yang lain tidak. Kau mulai menemukan dirimu.

Semua sakit kita lewati bersama. Semua kerja kita kerjakan bersama. Di semua tempat, dimana-mana ada kita. Ada isosorbit maka ada eeorbit. Istilah kita yang menyembuhkan segala penyakit. Menghilangkan segala penat, segala lelah dan segala perkara. Kita tak terpisahkan hingga detik-detik itu. Meski darah meleleh keluar dari hidung bahkan anus, semua tak bisa menghentikan cinta kita. Sungguh kuat.

Hingga pada suatu waktu, kita nyaris mati bersama dalam ganas gelombang di sebuah pulau terluar milik para petarung. Kita berhasil mengalahkannya. Katamu, apapun yang terjadi, kau takkan pernah meninggalkanku, hingga studiku selesai, hingga aku tua, bahkan kalau perlu aku studi ke luar negeri dan kau ikut bersamaku. Mendengar semua itu, aku hanya bisa kagum.

Kau menyimpan sesuatu yang sangat bau. Tercium olehku. Lalu kau malu. Cermin di kamarmu menghina dirimu. Aku menghiburmu, menangis kita bersama meratapi dirimu di masa lalu kelam. Jangan dendam kekasihku. Kau menyimpan dendam. Bau. Tidak tulus. Buah tidak tulus itu busuk. Aku yang busuk ini, tidak tahu malu. Karena aku sudah busuk sejak dulu. Tetapi diriku tidak mau dendam.  Dendam hanya membuat hancur.

Engkau lain, berbalik melawanku. Menuduhku. Bersekongkol dengan penjahat. Lalu kau malu menemuiku. Karena dirimu terasa semakin kotor. Oleh dendam kau nyatakan dalam keyakinan seperti seorang yang perkasa, oleh dendam kau teraniaya lagi. Diperkosa pada saat aku sedang mencarimu ke setiap sudut kota. Dengan kepala tertunduk aku pulang. Merenung dan menangisimu.

Air mataku belum selesai. Kau sudah menemui pelaut yang disangka bisa mendampingimu selalu. Padahal kau tahu apa kebutuhanmu. Aku di daratan setiap saat bisa bersamamu. Si pelaut itu hanya singgah beberapa waktu lamanya lalu pergi. Mereka mengeluarkan cairannya sembarangan lalu minggat. Dia hanya seorang yang bercinta tanpa cinta. Sekedar menggetarkan getahnya menjadi wujud nana.

Atas semua kejadian itu, kau pun tak pernah siuman. Kau menuntut diriku tulus. Sudah kulakukan ketulusanku. Kau mala lari menjauh. Entah karena malu atau marah. Atau keduanya bercampur lebur. Padahal sesungguhnya aku hanya marah. Marahku untuk maksud mengubahmu. Bukan lagi waktunya mengguggahmu. Karena aku tahu, kau semakin dewasa. Kau bukan anak-anak lagi.

Dalam sakitmu yang kian bertambah, dalam sakitku yang kian bertumbuh. Jantung dan kanker payudaramu yang kian parah, engkau tak pernah pedulikan. Kau kejar terus menerus duniamu. Asap dan abu rokok, alkohol menjadi obat tidurmu. Disini aku menderita kanker kulit yang tak pernah kukeluhkan padamu hanya karena aku merasa tak baik memberimu beban untuk memikirkan persoalanku. Disini aku yang jatuh pingsan oleh sikapmu, tak pernah menuduh atas perbuatanmu yang sangat menyakitkan.

Diriku memikirkanmu siang dan malam, mencari cara terbaik untuk mempersembahkan yang terbaik buat dirimu, tetapi tidak menderitakan yang lain. Aku takkan pernah mau memberikan piala kepada "pecundang" yang memenangkan sebuah pertarungan dengan cara yang kotor. Aku ingin mempersembahkan cinta terbaikku tanpa merugikan pihak manapun.

Hingga dirimu pergi menjauh. Aku masih bersamamu. Dan kau tidak pernah menyadari kehadiranku di sisimu. Aku berlari ke dermaga dengan sebongkah luka di hatiku.

   
    

Minggu, 02 Desember 2012

BAHU SETAN

DI BAHU SETAN KAU DEKAP PARASMU DAN TERSENYUM
LALU KAU MINTA TUHAN MEMBUNUHMU
JANTUNGMU BERLARI LARI TAK TERKENDALI
HATIMU MENABRAK MORAL PEREMPUANKU

NADIMU BERDENYUT LEMAH DALAM BUTIRAN SUAR DINGIN
MEMBASAHI SEKUJUR SUKMAKU HINGGA BERNANA
HARI-HARIMU BERKAWAN KETAKUTAN
ANEKA RAGAM CINTAMU TERPASUNG NAFSU

Rabu, 07 November 2012

HULU

Cintaku di hulu
Cintamu di hilir
Cinta dia di muara
Cinta berjumpa sepihak-pihak

Sekilas muara tenang memadu mengaduk
dalam perjumpaan air dengan laut
tawar dan asin rasa bersetubuh
di sana cinta berenang

dalam kabut riaknya kencang kecamuk hingga laut bergelora
ombak bergulung-gulung menghujam bibir pantai dan perahumu
hilir menuduh perbuatan keji bersumber dari hulu
meski laut dan hulu adalah jarak yang sangat jauh

Minggu, 04 November 2012

BAYANG

Bayanganmu dalam mataku
Mulut yang tak pernah kering mengucapkanmu
Dan sekujur tubuhmu berada dalam hatiku
Maka bagaimana engkau dapat lepas dariku ?

Mataku mencarimu
Sedang kamu ada di pupilku
Hatiku merindukanmu
Padahal aku ada diantara tulang rusukmu

Jika aku katakan kau tlah tiada
Hatiku pun tak kan mempercayainya
Nyatanya kau ada di hatiku

By > Nadia Ummah <

MASA LALU

Mata angin kembali berlari
Merangkum catatan tapak tapak kaki
Pada enggan irama sabar
Seperti cahaya santun yang kau tebar

Aku terus berbincang dengan laluku hilang
Dengan sebentuk hati yang terus melanglang
Walau kudapati hanya sepucuk surat
Karna di pundak musim laraku tersirat

Kau biarkan aku masuk di kelana hatimu
Kau juga biarkan diriku tanpa kepedulianmu
Berbutir cinta seolah kau menyapa
Tapi beribu duri kau tebar sesuka

By > Nadia Ummah <
Cinta sejati tak mampu menolak
setelah sekian lama cinta bersemi
meski kemudian kekasih sering khianati
cinta sejati selalu menerima

meski raga kekasih menjadi milik yang lain
kadang-kadang hati berkecamuk dan ingin pergi
tapi cinta sejati tetap diam dalam hati
dia tetap sejati

meski dilawan berkali-kali
dipreteli kanan kiri
walau kita sudah menyembelih
cinta sejati tetap asli

cinta sejati tidak mengenal aib
cinta sejati tidak tahu dosa
cinta sejati tidak ternilai
cinta sejati tidak buta-hati

Sabtu, 03 November 2012

NILAI DAN NILA

Kini kubiasakan diriku menyangkali segala sesuatu
sesuatu untuk segalanya cintaku
yg tak bisa kulukis maknamu
selain sebut dikau segalanya


Tentang cinta yang telah kita rajut
Tentang kisah yang sudah berlalu
Hanyalah perang menundukkan sangkaan-sangkaan
hari-hari itu darah berjatuhan di lantai-lantai
hari-hari itu darah meleleh ke tanah-tanah
di aspal-aspal panas hitam merah bercaknya
kupikul salibku di pundak kiri yang cacat
bahkan sampai hanya tertinggal kesumat pun
rasa pedis, pedas, pilu, panas, bengkak
orang-orang menolong kita


tapi mereka tak menyaksikan gelut diriku
beberapa hanya sekedar tahu
cinta kita memang tak pantas bagi ukuran kemuliaan
kemuliaan yang dikenal oleh nilai-nilai lama sebagai keinginan
ya sekedar keinginan, agar ada yang menyapamu sebagai saudara
kau saudara iparku, kau saudara perempuanku, kau saudara angkatku
kebahagiaan itu rupanya yang sedang kau cari dalam kensunyian diriku yang mengaku paham tentang nilai dalam masyarakat
diri yang tak paham manfaat nilai-nilai kebersamaan
meski aku sesungguhnya bertahun-tahun dalam kebersamaan itu.
kebersamaan yang tiada makna
tak membawa arti setitik pun selain keinginan-keinginan yang kandas pada hal yang nampak, sekedar terlihat dalam bentuk mobil, kerja yang pantas, posisi yang mantap.

aku terjatuh dalam kubanganan bangunanku sendiri
dalam sebuah teori tentang cinta yang tak mesti
aku menjerit dan kau yang sakit, atas sakit yang tak pernah sakit
tapi sakitku terluka, sejenak membuat diriku masuk kedalam hitam.
dalam hitam yang entah. aku berada di sana selama 2 jam untuk waktu 2 tahun lamanya..... di sekitarku hanya hitam.
berharap datangnya dirimu dalam panggilan-panggilanku yang tak pernah kau dengar
lalu aku siuman dan bertanya pada semua yang terdekat
mereka tidak tahu tentang itu
aku sadar
kini aku sendiri
di dunia yang angkuh

LELAP DI KERANGKENG

Dawai gitarmu melentingkan nada
senar-senarnya membuahkan mutiara kata
engkau sang bijak pemilik sedih meluruh asa
getaran sukmaku terasa nikmat dalam luka


Memandang beranda ibarat memandang dunia
Demikian banyak keluh kesah berjejer di sana
Sedikit diantaranya melukis syukur dan puja
Mereka jua, perlahan namun pasti menawarkan diri dirayu oleh kuasa dunia

Aku gembira buat mereka yang berkata
Puji syukur, Alhamdulilah.
Dari keyakinan yang kuat tentang hidup ini betapa bermakna
Ketika waktu selalu ditangkap oleh tangan-tangan bijaksana


Mengapa aku lelap dalam kerangkeng cintaku?
betah dalam ketiadaan rasamu !!!
 


Melupakanmu secara beradab
satu-satunya cara mencintaimu


Siapapun yang dapat mengatakan cinta
harus mampu menerima kepahitan
yang timbul dari sikap buruk
orang yang dicintai

Ketika kita hendak berpisah
sifat buruk saja yang muncul ke permukaan
kebencian kita terhadap sifat buruk itu bukanlah cinta
penerimaan yang baik terhadap hal-hal buruk itulah cinta sejati


Aku adalah aksara
Kehidupanku rentetan aksara terajut dalam kata
menjalin kata demi kata terbingkai dalam kalimat
berkelompok kalimat mengartikulasikan makna
 
 
 
 

DARUJU

Seminggu lamanya kuburuh tanaman ini
Namanya DARUJU
Khasiatnya dapat menyembuhkan kanker
Terutama kanker payudara, mudah disembuhkan
Petik beberapa daun saja
Lalu ambil sepotong akar sukur dan akar kunyit

Tumbuk sampai halus
Rebus dengan air 3 gelas
Biarkan mendidih hingga cukup untuk 1 gelas.
Minum airnya dan tempelkan ampasnya di bagian yg sakit.
Lakukan ini secara rutin selama sebulan.
Nanah dari kanker akan keluar
sampai akhirnya menjadi kering.

Betapa kebencian itu terlihat
ketekunanku untuk setia
selalu menuai petaka
dalam alur pikir yg bernada garang
itukah cinta?
tidak
itu suara nestapa

mencari obat untuk entah di alam beranta (cinta tak bertuan)
Foto: Seminggu lamanya kuburuh tanaman ini
Namanya DARUJU
Khasiatnya dapat menyembuhkan kanker
Terutama kanker payudara, mudah disembuhkan
Petik beberapa daun saja
Lalu ambil sepotong akar sukur dan akar kunyit
Tumbuk sampai halus
Rebus dengan air 3 gelas
Biarkan mendidih hingga cukup untuk 1 gelas.
Minum airnya dan tempelkan ampasnya di bagian yg sakit.
Lakukan ini secara rutin selama sebulan.
Nanah dari kanker akan keluar
sampai akhirnya menjadi kering.

Berdoalah sebelum meminumnya
Semoga sembuh... :)

SEGRA

Bergegaslah ke rumah bersama dia
berikan kesempatan padanya bicara tentang kesejatian
segra akhiri tunggumu dan lihatlah terang di ujung jalan

dirimu begitu berharga ketika kau berdiri di terminal kekinian
tunda janganlah
tunggu tidak

RETAK

Aku menikahi gitar dan hujan di pagi dan senjaku
Seperti benang tipis rapuh di antara aku dia dan kau
Dalam musik aku melatunkan kematian
Menunggu lobang untuk diisi
Seperti hujan terhempas pecah

kemudian menyatu dalam tanah

Nadi kota terus meletup
Tapi keremangannya membuat aku gugup
Sajaksajakku menikam
Uluh hatiku yang membentang di dawai ini
Darah yang asing menetes di lentik jemari
Menyamarkan bayanganku dipantulkan neck
Yang terus membariskan komposisi
Detak hati dari sebuah simphoni

Capricho Arabe, cabikan dramatis ini
Adalah musik dalam siang beku
Di tepi, awan memendung
ketakutan itu menyentuh kulitku

Aku mengakrabi orkestrasi matamu
Menitikan sembab, seperti hujan kau puja
Dalam metafora sajaksajakmu
Dan di depan nisan
kau mendongak ke langit
berharap seseorang bicara padamu
dari balik awan yang terus bergerak
membawa bayangan waktu

Dapatkah aku kembali menjadi diriku
Ketika sajaksajak menghunuskan pedang
Loronglorong begitu akrab, menjadi asing
aku menatap orang-orang di jalanan
tapi diriku sebuah masa lalu

bila sajak tidak berasal dari kata
kerna hati membuat ia berterah
kuingin menjangkau keindahan tertinggi
pada setiap makna yang selalu retak ini
 

PATUKU

Gemulai gerakmu mengikuti arus
Ikan dan biota laut mendendangkan lagu
Dirimu meminjam insang ikan pelagis

lalu berenang dalam keteduhan meraih nikmat

hari itu pasir-pasir cemburu
karang menjadi rumah kita mengukir asmara
lalu kita tenggelam ke dasar hati
lautan biru pantai patuku

di sana masih tersimpan gelak tawamu
dalam dongeng goa istana rahasia
dunia yang mengisahkan banyak cerita dahsyat
tentang kehidupan abadi milik kita
 

DUKA DALAM SUKMA

Pengalaman bersamamu banyak melatih diriku. Aku bersalah dalam banyak hal. Benar katamu, aku memposisikan dirimu sebagai "pesakitan" dan "terdakwa" dan aku sendiri menjadi "hakim" yg berdaulat atas dirimu.... Ampuni aku. Biarkan pria bedebah ini menjauh dan pergi dari dirimu.
Kau mencerahkan !!!


Dekapan kita saling menggetarkan jantung. Damai jujuranmu di akhir cerita. @dirtha cinta tak pernah mati>

Sembilu di jantungku
terasa damai oleh bahagiamu
ya oleh damaimu
terbayang gesitmu
dalam ruangku yang pongah


Aku hanya ingin menjadi orang lain
Yang langkahnya tak menemukan kau
Aku ingin bebas dari penjara cintamu
Semakin aku keluar semakin terjerat

Dalam sukamu aku berduka
Diriku mencari obat luka-lukamu
Aku hanya menunggu satu detik untuk bersama
Bukan merawat luka, tapi untuk menyembuhkannya

Tanpa luka itu kau bisa lebih bahagia
Dari sekedar luka-luka akibat cinta
Biarkan aku menemukan obat
Dalam sakuku yang hampa
  

RINDU

Seperti burung-burung pagi
Cintaku hinggapterbang dari ranting ke pucuk
Dan aku setia memandangi tempat persinggahan itu
Semoga suatu ketika kutemukan siulan namaku
Dinyanyikan Cintaku dengan merdu
Dengan rindu

Dan simfony itu kembali kubawah ke bilik kangenku
Hingga di bilik itu segala jejakmu menguatkan doaku
Doa dari magma hati
Lelaki yang terluka
Merindu
Memang hanya seketika
Cintaku melindap engkau dengan indah
bayangan itu mengukir jejak
serupa matahari menandai waktu
Entah kemana ia menyeret hatiku

Tapi aku bergerak memburu
Sebelum tanjung-tanjung padamkan suar
Dan isyarat terhapus dari gang
Biar lambaimu senantiasa kukenang
Cintaku engkau milik sebuah abad

Lalu kepadamu, kepada isyarat hatimu
kusimpan di kamar kangenku
Di tengah bunga pengalaman-pengalaman abadi
Yang setiap pagi kusirami rindu
Tak ada istana
Rumah bunga
Kecuali kaki langit
dimana kubangun sebilik ruang kangenku
Di bilik itu, langit mengalas beludru awan
mengedipkan segala cah'ya

Gemawan dan cahaya segala harapan
Buat hatimu senantiasa bergeriap
Dan rambutmu berselimut

Di sana aku menjaga, sekaligus meratap
Bersama usia terus merambat
Menjadi pohon yang daun-daunnya berguguran
Kerna tangan dan cintaku tak mungkin menyentuh dikau
Selain jiwaku terus membayangkan kesia-siaan

Cintaku moga kau tidur di kangenku
Sehari dan mungkin selamanya
Seabadi pertama kamu tersenyum
Foto: Memang hanya seketika
Cintaku melindap engkau dengan indah
bayangan itu mengukir jejak
serupa matahari menandai waktu
Entah kemana ia menyeret hatiku

Tapi aku bergerak memburu
Sebelum tanjung-tanjung padamkan suar
Dan isyarat terhapus dari gang
Biar lambaimu senantiasa kukenang
Cintaku engkau milik sebuah abad

Lalu kepadamu, kepada isyarat hatimu
kusimpan di kamar kangenku
Di tengah bunga pengalaman-pengalaman abadi
Yang setiap pagi kusirami rindu
yang wanginya memberkas kemimpi-mimpi

Kamis, 01 November 2012

Letih Merdeka

Di kota ini
Aku bilang-bilang dirmu cantik
kau tak percaya
Aku katakan kau bisa sembuh dari luka-luka
kau tak percaya
Aku bisikan di telingamu ada kehidupan panjang
kau bilang segra mati

Di kota itu  
Sejak kau tahu dirimu cantik
kau ingin punya mobil
Kala kau tahu dirimu mampu
kau jadi manajer
Ketika si tampan datang ke pelukan
kau pun santap nikmati

Kota ini memang menderitakan
mengubahmu menjadi kebutuhan
Kota itu telah menggenapkan
mengubahmu menjadi keinginan

Keletihanku telah memerdekakan dirimu   
 

Merdeka Benar

Rata-rata orang-orang teladan adalah manusia merdeka.
Merdeka berarti memberi kebebasan
Benar-salah bukan urusan
Anda ingin merdeka?
harus benar

Maka jadilah orang merdeka dulu, agar anda bisa jadi orang benar.

Aku Pergi

Aku tak pernah beranjak sedikitpun
tak sejengkalpun bergeser dari situ
karena sudah lama aku pergi
pada situasi yang tak pernah kau sadari

Selasa, 16 Oktober 2012

Derita Yang Bisa Dimengerti



Disini aku bersamamu
lalui hari ukir cerita
kucoba mengartikan kesedihan
jadikan ceria pelipur lara
Tumbuhkan kepercayaan diri
bahwa aku milikmu
dan tak akan pernah pergi

Mencintaimu dalam kesetiaan
menghormatimu dengan kasih sayang
dan menyayangimu dalam pengertian
Karna kita tau
rasa cinta kasih yang sesungguhnya adalah
derita yang bisa dimengerti




26 Oktober 2011
 

PAPA



mencintaimu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kau di dalam kalbuku,
Dan sedih karena kita sering terpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.

Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih?
Bahagia karena nafas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
harapan adalah hayalan akan ketegangan...




30 Oktober 2011