Selasa, 16 Oktober 2012

Derita Yang Bisa Dimengerti



Disini aku bersamamu
lalui hari ukir cerita
kucoba mengartikan kesedihan
jadikan ceria pelipur lara
Tumbuhkan kepercayaan diri
bahwa aku milikmu
dan tak akan pernah pergi

Mencintaimu dalam kesetiaan
menghormatimu dengan kasih sayang
dan menyayangimu dalam pengertian
Karna kita tau
rasa cinta kasih yang sesungguhnya adalah
derita yang bisa dimengerti




26 Oktober 2011
 

PAPA



mencintaimu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kau di dalam kalbuku,
Dan sedih karena kita sering terpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.

Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih?
Bahagia karena nafas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
harapan adalah hayalan akan ketegangan...




30 Oktober 2011
 

Senin, 15 Oktober 2012

La Regard 3

Aku penahmu dan kau kertasku
dimanakah aku menulis cintaku
Bila kertasku ditelan badai?

La Regard 2

rupa tu bubengka pe iris-iris
bagitu ta pe hati skarang
bayangkan jo dari segi tiga
babulat rupa harten
kong baruba rupa bobengka
na kira sadap?

La Regard 1

dulu skali
ta lia ngana susa pe susa
hidop susa tamba bekeng susa
na ja pake tu narkoba

dulu
ta lia ngana susa
sasadiki na jatung

ja anfal kong flao
na tako sandiri

Kong kita datang rupa tu panglima prang
da romba samua na pe jaha-jaha
nda gampang memang
da se rubuh na pe kelakuan

skarang ta lia ngana so basar
so kuat skali, so lebe tabae tu hidop
sdap mo lia
ta le bahagia rupa tu ngana rasa

mar
ta musti se tinggal jo kang?
deng bagitu ngana lebe snang
asal katu for bae

HILANG (lagi)

Sejak kau terbang sendiri pergi
aku masih di sini
menulis

Sejak kau bertualang sendiri
akupun masih di sini
menulis

Akan kuceritakan kepada dunia
tentang hati


Akan kukabarkan kepada semesta
tentang hati

Akan kukirimkan kabar kepada semua
tentang hati

Aku sudah tidak bisa lagi berpikir
berhati-hati

HILANG

hitam
semua serba kelam
kusam
sebuah kanvas sudah dikotori
aib
dusta
khianat
keluar dari mulutmu nana-nana menjijikan
mengerihkan

seperti kanker menjalar
ibarat tumor
sakit ganas
dipedihkan
membara di dada
tapi tidak untuk aku yang dirundung tulusku

elang pemangsa
meratap
ada santapan sore sebelum malam menjemput
dagingmu elok disayat bayangan orang mati
kau biarkan dirimu
terangsang oleh bejat nafsu
kau merasa cantik dalam birahi
damai dalam hiruk pikuk para perkutut mabuk
selimutmu terbuat dari duri-duri
kau jatuh lalu berdiri dan menikmati
lalu jatuh lagi

kepalamu sisa-sisa puing
yang kutempel satu demi satu menjadi utuh
setelah itu kau biarkan dirimu jatuh
lagi
kini kau jatuh
entah ke berapa kali
siapakah yang menempelkan puing-puing itu

seseorang
seperti aku
setulus itu

Untuk Seorang Petualang

Wahai kesuraman
Apa kau tenun di kuba malam
mosaik hati yang letih
atau gambar sepi yang angkuh

Betapa dalam liang

menenggelamkan suaraku, juga namamu
hingga nada tak bersisa
buat bintang mengkoreografikan hatiku

Aku berjalan dengan sido
dan doa-doa yang lihai
Buat mencapai ujung dari dunia
yang kulukis sendiri
dengan fikiran penuh tanya
keyakinan yang naïf tentangmu

“Mengapa matahari bolak balik dengan gerak monoton
Serupa perjalanan notasi hingga mencampai nada
tak bisa dinyanyikan lagi”

merindumu adalah pisau
setiap ingatan mengiris detak nafas
hingga seluruhnya menjadi luka
dan subuh berbau darah

AKHIR


AIR MATA DIMANA BERLABUH

Air di mata mengalir dari hulu hati tersobek
deras ke hilir melintas cabang-cabang alirannya
berombak-ombak luap meluap dalam amarah
menghempas tepi-tepi kali yang tampak congkak
tanah-tanah gersang yang tak bertuankan cinta itu
mengalami erosi maha dahsyat

air melebar menghanyutkan jarum jam ke segala penjuru
di sana-sini luka

anak-anak panah-panah liar melintasi tapak demi tapak
menghujam perut bunda pertiwi tercinta tempat aku ada
hingga tembok benteng pun hancur

bahkan sebelum aku membuktikan ketulusan membangun cinta
khianat di awal itu tersimpan lama sebagai pamungkas
seperti molotov menghancurkan hatiku berkeping-keping
aku selalu terjaga di tengah kelengahan dan kepalsuan

kau pun mengubah haluan
komitmen menjadi abu
air mata berjumpa laut
entah kemana ia berlabuh

Pelukan Ghealova

Pukul 02.00 am beranda masih terang benderang.
Ghealova menyapaku, selamat pagi!
Sedang bikin apa pak?
Aku? jawabku dengan pertanyaan
Bukan pak, yang berbicara denganku....!!!
O....aku sedang mencari seseorang. Entah dimana, apakah kamu melihat dia?
Bagaimana ciri-ciri orang yang bapak cari? tanya Ghealova
Cantik dan baik hatinya, jawabku se simple mungkin
Oh yang seperti itu ada pak !
Dimana tinggalnya? aku penasaran atas jawaban Ghealova
Di lorong cinta, gang asmara, lingkungan mesra, persis di baris ke tiga dari samping hati
Wow, tempat istimewa, bolehkah aku mampir kesana?
Oh boleh pak, pintu terbuka buat bapak.
Berapa nomor rumahnya?
08134028xxxx, bapak tekan saja nomor itu, pintu langsung terbuka otomatis.
Baiklah Ghealova. Kamu baik. Terimakasih atas petunjukmu. Aku segra menekan nomor pintu rumah itu.

***

Beberapa menit kemudian...
Hallo pak ! Pintu terbuka
Hmmmm....selamat pagi. Anda Ghealova?
Benar pak ! Orang yang bapak cari bukan aku khan?
Iya bukan. Aku mencari seseorang. Cantik dan baik hatinya.

Umur bapak berapa? Tanya Ghealova mulai serius.
Saya 37 tahun. Anda?
Saya 22 tahun pak. Barangkali orang yang bapak cari seumuran bapak ya?
Mungkin ya, mungkin tidak, jawabku datar.

Keadaan hening beberapa saat.
Pak.... saya punya tante seumuran bapak. Apakah dia orangnya?
Menurutmu, apakah dia memenuhi kriteria yang aku bilang tadi?
Entalah pak, menurut saya iya, karena tante saya itu seorang pendeta. Tapi menurut bapak?
Menurut saya, Ghealova iya.
Kenapa saya pak?
Jawabku: kamu cantik dan baik. Membuka pintu ini, butuh sikap yang baik.
Oh begitu pak? Saya tidak keberatan.
Siapakah yang tinggal di rumah indah ini? Siapakah pemiliknya? tanyaku lagi
Saya pak, hati ini pemiliknya, jawab Dhealova seraya malu
Adakah tempat untuk aku disini?
Pasti pak, selamat datang di rumahku. Anggap saja seperti di rumah bapak.
Terimakasih Ghealova. Aku mencintaimu. Apakah kau mencintaiku?
Aku mencintaimu, Dedy.
Aku dan Ghelova berpelukan.
Ada kehangatan disana.

Sabtu, 06 Oktober 2012

SINOPSIS NOVEL: DIRTHA




DIRTHA gadis yang bertumbuh dengan watak pemberani. Sayangnya, dia mengidap jantung bawaan lahir. Pada usia sembilan tahun keperawanannya direnggut oleh pria bejat. Ia trauma. Masa SMAnya dihabiskan di kota Ayahnya. Kota yang menambah kesuraman. Dirtha diperkosa lagi oleh teman dari sahabatnya di sebuah pesta. Dari masa kelamnya itu Dirtha kembali ke kota lahirnya sebagai perempuan pengguna narkoba. Kehidupannya dipenuhi kelam hitam.

Ia terpaksa menikah karena dihamili seorang tanpa ikatan cinta. Suaminya kemudian berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Dirtha meninggalkan rumah dan seorang anakknya. Dia berkelana kembali ke rimba yang makin kelam. Menyusuri belantara cinta dengan berbagai tipe kelakuan pria. Pria-pria yang dikenalinya seringkali mengecewahkan. Janda kembang adalah julukan yang sangat menistakan perasaannya. Dia dicap sebagai janda yang haus seks oleh saudara-saudaranya sendiri.

Hingga suatu saat dia berjumpa dengan Dirga. Sayang seribu sayang, Dirga, pria yang dicintainya itu sudah beristeri dan beranak satu. Uniknya, kehidupan keluarga Dirga nyaris mirip dengan kehidupan eks keluarga Dirtha. Latar belakang keduanya berasal dari jenis keluarga yang sama. Keluarga broken home. Baik Dirtha maupun Dirga tak pernah menikmati kasih sayang dari seorang ayah. Keduanya membuat komitmen untuk “hidup bersama di alam cinta” meskipun tidak menikah. Dirga menawarkan bentuk keluarga Single Parent yang jadi pilihan mereka.

Pada awal hubungan mereka, dalam situasi psikologi yang amat rapuh itu, sahabat-sahabat Dirga memanfaatkan Dirtha. Mereka merayunya, bahkan berhasil memperdayai dan merenggut kehormatan Dirtha menjadi aib yang tak pernah diketahui Dirga. Dirtha bertahan dalam hubungannya dengan Dirga ketika ia berpikir akan membalas kejahatan Dirga sebagaimana yang dituduhkan sahabat-sahabatnya. Semakin berusaha menemukan bentuk kejahatan pada sosok Dirga, semakin ia menemukan makna kasih sayang yang hakiki.

Dirtha akhirnya berusaha mendapatkan anak dari Dirga dan bertekat keras untuk membangun keluarga Single Parent sebagaimana tawaran Dirga ketika menyatakan cintanya. Tetapi, penyakit jantung lemah membuat Dirtha dua kali keguguran. Dalam hubungan yang saling mencintai itu, tekanan datang silih berganti dalam kehidupan Dirtha. Orang tuanya mengutuk hubungan mereka. Sahabat-sahabat mengecam hubungan mereka. Lingkungan kerjanya menghina hubungan mereka. Dirtha merasa seluruh dunia tidak membelanya dan Tuhan selalu dipertanyakannya.

Selama dua tahun “hubungan gelap” Dirtha dengan Dirga telah mampu mengubah pandangan Dirtha tentang makna kehidupan. Dirtha merasa seperti dilahirkan kembali. Ia menemukan jati dirinya sebagai sosok perempuan yang berani, percaya diri dan mampu menjadi pemimpin sekaligus manajer dalam rumah tangga. Kekuatan cinta sejati yang ditransformasikan Dirga membuat Dirtha bangkit dari keterpurukannya.  Kini Dirtha sedang menuju pada kursi panas, menjadi seorang manajer di perusahaan Futsal. Dirga menyadari situasi kekasihnya sedang menuju pada pematangan emosional. Ujian bagi sebuah pembentukan konsep diri harus lebih ditingkatkan. Bagi Dirga, tekanan apapun yang dialami Dirtha saat ini, adalah kewajaran.

Satu hal yang membuat Dirtha senantiasa bersyukur sekaligus menyesalinya. Dirinya berjumpa dengan seseorang yang demikian tulus mencintainya, tetapi tak sanggup menikahinya. Bagi Dirtha, Dirga lebih dari seorang kekasih. Dirga adalah sosok ayah bagi dirinya. Terjadilah dualisme dalam kepribadian Dirtha. Ia mulai lupa dengan komitmen awal mereka. Dirtha menuntut agar hubungannya dengan Dirga berlanjut ke pelaminan. Sedangkan Dirga tetap konsisten pada prinsip awalnya, memelihara komitmen mereka untuk membangun Single Parent sebagai solusi atas cinta mereka.

Dirtha mulai goyah mempertahankan komitmennya dengan Dirga. Kini ia membenci Dirga tetapi tak kuasa melakukannya. Berkali-kali hubungan mereka terancam putus dan tersambung kembali. Pada saat yang sama, Dirtha sedang berada pada puncak karier. Dirinya diuji dengan berbagai tekanan dari dalam dirinya sendiri dan tekanan dari luar dirinya. Kebohongan menjadi santapan setiap pagi, amarah kian terik bermetamorfosis menjadi dengki, tipu muslihat, kebencian dan luka.

Pada situasi yang amat panas itu, Dirga berhasil mengungkap aib yang disimpan rapih oleh Dirtha selama hubungan mereka. Dengan ketulusan cintanya, Dirga memaafkannya. Sejak itulah Dirtha mengalami depresi berat. Ia malu kepada ketulusan kekasihnya. Bahkan ia malu menatap dirinya sendiri di cermin. Ia malu mandi dan menyaksikan tubuhnya. Tetapi, Dirtha belum berhenti membohongi dirinya dan membohongi kekasihnya. Hingga akhirnya, Dirtha si perkasa itu diperkosa lagi oleh lelaki tak dikenal di dalam mobil yang ditumpanginya saat sedang menghindar dari Dirga.

Dirga terpukul oleh kejadian tragis itu. Pasca pemerkosaan itu, Dirga mengidap Gonore. Setelah berhasil sembuh dari gonore yang menyerang saluran kencing, Dirga dan Dirtha bertemu di lapangan luas. Meluaskan hati mereka masing-masing. Keduanya membuat komitmen baru. Yaitu membangun hubungan baik laksana ayah dan anak. Rupanya hubungan itu lemah. Hanya dalam hitungan beberapa menit, komitmen itu hancur.

Hari demi hari berganti, hubungan yang melemah itu dibumbuhi dengan saling curiga dan silang pendapat. Dirtha yang sedikit waktu lagi akan menjadi manajer di tempat kerjanya, harus menerima tekanan yang datang dari Dirga sendiri. Apakah dengan kekuatan yang dimilikinya, Dirtha mampu mewujudkan kebahagiaannya?
Atau berhasilkah Dirtha hidup bersama Dirga selamanya?

Tunggu kisahnya dalam Novel berjudul: DIRTA (Derita Tiada Akhir)