Senin, 04 Februari 2013

LIMA HARI GELORA CINTA

Langkahmu ternyata pasti
mengayu ke labuhan di ruang tunggu
di sana kita saling mencari
kutemukan dirimu nyaris lelah menunggu

masih ada sedikit benci terlukis di dahimu
sebagai guratan kasar dari cintaku yang menderitakanmu sejauh jalan kita
dan banyak lelah untuk karya yang telah kubuat itu
sekiraku mengasa cintamu dan menajamkan lakumu

dari tepi dermaga kulempar sebongkah rindu
tertangkap oleh mata polos beningmu
lalu kupetik sarang madu di dagu manismu

walau baru bertemu sewaktu
hatiku telah bergetar seabad yang lalu
aku terus memompa kecamuk rindu
arus menguat dan gelombang menggulung cintaku di antara pasukan kecoak yang cemburu
nyamuk jadi malu
ikan berhenti berenang
sementara bulan akan beringsut surut
hanya laut yang terus mendendang senandung rindu
mencurahkan gejolak rinduku di kulit mulusmu

dari mulutmu dan mulutku melesat gumam dan kagum sekaligus
pertanda heran dan cinta menjadi satu
kembali menjadi satu
meski masih malu-malu

Tapi laut segera pergi
kuturunkan layar cintaku
karena kau tak seperti dulu lagi

Terketuklah cintamu
bergetar nadi cinta yang hidup
jantungku

menggelora dalam bahasa, semangat dan menggulung ombak
cintamu dan cintamu berpadu di malam kedua
menggiring kita ke samudera lepas
melepas cinta hingga total
aku menjadi kau dan kau menjadi aku oleh getar
setiap getar adalah akar
sumber kehidupan kita

geloramu dan geloraku adalah satu
kita menemukan milik yang selama ini hilang
lalu kita bicara tentang kesucian
bahwa cinta adalah suci
suci adalah cinta
sedangkan aturan adalah penjara yang menyiksa
cukuplah itu di malam kedua

aku dan kau tak terpisahkan
getarmu menarik jantungku kedalam dirimu
hidup di dalamnya seumur waktu
mencintaimu
mencintaiku
dari malam ketiga
keempat dan kelima
sampai kekallah cinta kita
di setiap hari
setiap waktu