Sabtu, 28 September 2013

HANYA SEDIKIT BENGKOK

tidak banyak yang kupinta
hanya sedikit sudah cukup
kita tidak pernah hancur
hanya sedikit bengkok
kita bisa belajar mencintai lagi
semua luka kita sudah tertulis di hati
cinta kita tidak pernah hancur
hanya sedikit bengkok
 

Minggu, 22 September 2013

PIALA BERGILIR


piala bergilir itu tidak elok
pesertanya badut-badut nakal
mereka melucu dengan mainan
lalu mencampakan diri kedalam selokan
hanya demi segenggam kesenangan
anak-anak dan perempuan selalu jadi korban
bahan lelucon nan menawan
setelah itu dibuang
piala bergilir itu tak pernah elok
sering dibersihkan dengan alkohol
warnanya selalu lunturbentuknya selalu begitu
badut-badut membuatnya jadi mainan
tempat mereka di jalanan
takut pulang ke rumah
digilir tiap musim dengan kompetisi
yang ditebar hanyalah nafsu

hingga malu bersusun pada tingkat maha kokoh
piala bergilir itu hanya untuk kesenangan
hanya untuk keinginan
bukan untuk kebutuhan

September 2013  

Kamis, 19 September 2013

JALAN



tiga tahun aku melewati jalan biasanya
melintasi gunung terpangkas serupa punggung letih
menyeberang jembatan, sungai, tengah kota

melewati klenteng bercat kuning merah pahatan naga

tiga tahun kulepas pagi senja di route itu
hingga tak kuingat lagi apa berubah di sana
semua jelas sekaligus samar
sejatinya selalu kulupa
biar tak jadi luka

sebab tak ada bisa menerka
kelam di depan
kecuali terus berjalan

antara jijik dan bernafsu
kuhabiskan tahuntahun di jalan itu
seakan demarkasi antara yang hidup dan yang mati
mesti kulewati, berjalan kaki atau dengan angkot
sambil sesekali mengingat tubuhtubuh kenangan
tak bernyawa meruap di debu jalan

ada wajahwajah kita kenal menghilang
wajahwajah baru lalulalang mampir memperkenalkan
seakan dua musim, panas hujan suatu lumrah

tapi ada pula harus kumuliakan di jalan ini
itu tentang seorang perempuan
entah bagaimana ia mau menikmati jalan yang sama
wajahnya cerah kendati cuaca di bandar
mengibar bendera pekat. tiangtiang berkarat

--di hatiku penat tak lagi kucatat—
karena penat bergasing sepanjang usia perjalanan
sangat kuhafal, lalu kubiarkan
meski aku merasa tubuhku mulai loyo
nafasku kian engah
harus menyusuri hingga semua langkah
tunai dan tanggal

itu mungkin karena alisnya terawat
betisnya licin padat
ia menemaniku tuntas susuri semua kelokan
lalu mencumbuku di pagi, menjalani jalan itu lagi

petakpetak grosir, meja kakilima, bendi dan gerobak
sudah bertahuntahun mengakrabi peluhku saat jatuh di litasan itu
terlindas mobil, para pejalan, dan disapu penyapu jalan

--hidup adalah terus bergerak—
terpiuh, lululantak
sekadar catatan boyak
tak lagi kutengkarkan
tapi juga tak kuaminkan

sebab di mata perempuan itu
telah kutemukan sesungguhnya Tuhan.

Senin, 16 September 2013

PERBAIKAN DALAM PERUBAHAN

Dia yang tidak pernah mengubah pendapatnya, tidak pernah memperbaiki kesalahan-kesalahannya, sehingga dia tidak pernah mencapai kedewasaan yang patut dihormati.

Kehebatan masa depan seseorang ditentukan oleh seberapa cepatnya dia berubah menjadi pribadi yang lebih bersegera tindakannya, yang cepat meninggalkan kekecewaannya, yang berharapan baik, yang penuh kesyukuran, dan yang selalu mengupayakan dirinya menjadi penyampai keuntungan yang lebih baik bagi orang lain.

Berubah memang tidak menjamin tercapainya perbaikan, tapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan.
(Mario Teguh)

Sabtu, 14 September 2013

LORONG

Jembatan batu di sebelahku diam
Pancuran bambu kecil memercikan air
Menghempas di atas batu hitam
Merintih, menikam sepi pagi
Kucup-kucup cemara bergoyang-goyang
Diterpa angin dingin bukit ini
Sperti mengisyaratkan doa
Rahasia alam diam meski tak hanya
Disinipun aku mencari engkau
Setiap kali kupanggil namamu
Namun selalu saja hanya gema suaraku
Yang terdengar rindu

Gadis manis duduku di sebelahku
Menyematkan kembang di saku bajuku
Dan bercerita tentang sepasang burung
Yang bercumbu di atas dahan
Tetapi sepi tetap bergayung di dada
Selalu kuteriakkan kata dimana
Tetapi rindu tetap bergayung di dada
Selalu kuteriakkan kata dimana

Ketika pulang aku turun ke kali
Dan berkaca di atas air
Melihat wajahku letih dan tua
Tapi aku berusaha tertawa
Anggap hidup hanya sandiwara
Yang kan berakhir segera


Kamis, 12 September 2013

DALAM GETAR YANG GETIR

ku tinggal menapak
serpih sisian jalan
dari pilihan yang telah
kau gariskan
....karena pula tak ada
ruang tuk sekadar buatmu
menyadari sepenuhnya
jika segalanya menjadi asing
dan ku tersakiti berkalikali
oleh selembar tatapan itu
...karena pula seperti
ku tak punya alasan
atas sebuah kenyataan
yang kita yakni bersama
keberadaannya
...dalam sejuta hening
di hulu yang kau sembunyikan
buatku tetaplah sebuah keindahan
yang olehnya ku dimampukan
tersenyum
dalam getar yang getir.

TERPASUNG KENYATAAN

Ku selalu menyimpanmu
di tempat paling dalam
meski sangat mungkin
semua telah berujud ketiadaan
tergilas oleh kekar waktu
terlindas oleh mekar jarak
samar antara ada dan tiada
ku lihat dan rasakan
sangat perlahan
semua aksara serta lisan(mu)
terpasung kenyataan
dan hari ini kusimak semua
menjadi seperti tiraitirai gemawan
ku hanya mampu memandang belaka
lapat ketika terang siang memudar
langit yang sama bersulam temaram
di sana tersimpan cuil kisah itu

KUTAK RELA (Lirik Dua Band)

Sebenarnya ku tak rela 
Meninggalkanmu dengan yang lain
Sesungguhnya sejak saat itu 
Bayangan dirimu melekat dihati
Namun kini kau telah pergi 
Mungkin cinta tak harus memiliki
 
Kau takkan hilang 
Tak pernah hilang 
Meski tak berhenti 
Ku mencoba lupakan dirimu
Kau takkan hilang 
Tak pernah hilang 
Kan selalu terpendam 
Menjadi kenangan
Sebenarnya ku tak rela
Meninggalkanmu dengan yang lain

Sabtu, 07 September 2013

KUPANGGIL NAMAMU

Karya: WS. Rendra

Sambil menyeberangi sepi
Kupanggili namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengar?
Malam yang berkeluh kesah
Memeluk jiwaku yang payah
Yang resah
Karena memberontak terhadap rumah
Memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala
Sia-sia kucari pancaran matamu
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu yang kini sudah kulupa
Sia-sia
Tak ada yang bisa kucamkan
Sempurnalah kesepianku
Angin pemberontakan menyerang langit dan bumi
Dan duabelas ekor serigala
Muncul dari masa silamku
Merobek-robek hatiku yang celaka
Berulangkali kupanggil namamu
Dimanakah engkau wanitaku?
Apakah engkau sudah menjadi masa silamku?

Kamis, 05 September 2013

REDAH

Badai menghajarku
Perahuku oleng dua purnama
seribu kuda dayung kukayuh
letihlah lenganku untuk maju
diseret kencang bidukku
menerjang bergunung-gunung gelombang
meregang
tegang
aku tenggelam
sebuah nusa tak kunjung kugapai
aku semakin dekat ke kaki langit
dimana peri menantiku membawa pergi
kubiarkan diriku tenggelam dalam lelah
belajar tentang semua yang belum pernah kutahu
lalu aku terbenam
badai di hatiku redah

Selasa, 03 September 2013

SEBARIS TANGIS

Sunyi ini tinggallah sunyi
Tanpa kata selain sehelai
ratap di dahan-dahan rindang
tempat angin singgah bercengkerama dengan daun
nyanyikan sebait kisah yang telah lama pergi
Masih ada berkas-berkas saat sebaris tangismu pecah
Saat semua menjadi rimba
Aku merelakan sepenggal waktu 
sekadar basuh airmatanya deras menitik
Itu jejak yg telah silam
Tak akan diingat lagi harihari ini
Saat semua kita telah dihempas sang karang

Senin, 02 September 2013

PERIHAL BUNGKUS dan ISI

Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila Anda hanya menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUS-nya saja dan mengabaikan ISI-nya. Bedakanlah apa itu "BUNGKUS" nya dan apa itu "ISI" nya.

Rumah yang indah hanya bungkusnya, tapi Keluarga Bahagia itu isinya; Pesta pernikahan hanya bungkusnya, tapi Cinta kasih, Pengertian, dan Tanggung jawab itu isinya, Ranjang mewah hanya bungkusnya, tetapi Tidur nyenyak itu isinya; Kekayaan itu hanya bungkusnya, tetapi hati yang gembira itu isinya.


Makan enak hanya bungkusnya, tetapi Gizi, energi, dan sehat itu isinya, Kecantikan dan ketampanan hanya bungkusnya, tetapi Kepribadian dan Hati yang tulus itu isinya; Bicara itu hanya bungkusnya tetapi tindakan nyata itu isinya.


Buku itu hanya bungkusnya tetapi Pengetahuan adalah isinya, Jabatan hanya bungkusnya, tetapi Pengabdian dan pelayanan itulah isinya; Pergi ke tempat ibadah itu bungkusnya tetapi Melakukan Ajaran Agama itu isinya, Kharisma hanya bungkusnya, tetapi Karakter adalah isinya.

Minggu, 01 September 2013

DUA KEPING

Tulisan ini ditulis pada 16 September 2012 pukul 21:52 dengan judul Dirgantara dan Yunita. Aku simpan di sini saja dengan mengganti judulnya "Dua Keping". :)

Dirga adalah sosok yang praktis, realistis, dan biasa saja, di dalam dirinya ada dorongan alamiah untuk berbisnis atau menjadi mekanik. Meskipun ia tidak tertarik pada mata pelajaran yang menurut dirinya tidak berguna atau diperlukan. Dirga ingin mengatur dan menjalankan semua rencana dalam sebuah kegiatan. Pria lugas itu adalah administrator yang baik.  Tetapi dia adalah orang yang menyenangkan dan tidak ragu untuk berkomunikasi mengutarakan pendapat dan harapan kepada orang lain.

Hidupnya dalam dunia fakta dan kebutuhan. Dia hidup di masa sekarang, dengan mata yang terus-menerus memindai lingkungan pribadinya untuk memastikan bahwa semuanya berjalan lancar dan sistematis. Dia menghormati tradisi dan hukum, dan memiliki standar dan keyakinan. Dirga mengharapkan hal yang sama pada orang lain, dan tidak memiliki kesabaran pada orang yang tidak menghargai sistem ini. Orang macam Dirga menghargai kompetensi dan efisiensi, dan ingin melihat hasil yang cepat untuk usaha mereka.

Dia memiliki sebuah visi yang jelas. Percaya diri dan agresif. Dia sangat berbakat menyusun sistem dan rencana, dan bisa melihat apa langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kadang-kadang ia bisa sangat menuntut dan kritis, karena memiliki keyakinan yang dipegang teguh, dan cenderung untuk mengekspresikan diri. Dirinya sangat lurus ke depan dan jujur.

Dirga adalah sosok Guardian yang biasanya merupakan contoh dan pilar masyarakat. Dia mengambil komitmen dengan serius, dan mengikuti standar sebagai “warga negara yang baik”. Dia menikmati saat berinteraksi dengan orang, dan suka bersenang-senang. Dirinya bisa sangat riuh dan menyenangkan di acara-acara sosial, terutama kegiatan yang difokuskan pada keluarga, masyarakat, atau pekerjaan.

Para quardian semacam Dirga perlu diperhatikan kecenderungan untuk menjadi terlalu kaku, dan menjadi terlalu berorientasi pada detail. Karena mereka menempatkan banyak beban dalam kepercayaan mereka sendiri, penting bahwa orang seperti Dirga ingat untuk menghargai masukan (pendapat) orang lain. Jika dia mengabaikan sisi “merasa” nya, dia mungkin memiliki masalah dengan pemenuhan kebutuhan untuk keintiman, dan tanpa sadar bisa melukai perasaan orang lain dengan menerapkan logika dan alasan untuk situasi yang menuntut sensitivitas lebih emosional.

Dirga serba praktis, realistis, berpegang teguh pada komitmen. Tegas, cepat bergerak untuk melaksanakan keputusan. Pandai mengatur proyek dan berusaha mendapatkan sesuatu, fokus untuk mendapatkan hasil dengan cara yang paling efisien. Menyukai rincian dan rutinitas. Memiliki standar logis, sistematis dan ingin orang lain juga mengikutinya. Kuat dalam melaksanakan rencananya.

Kuncinya Dirga adalah seseorang dengan karakter suka mengatur orang, analitis, pemecahan masalah di tingkat fungsional, mengembangkan dan menjalankan proses dan prosedur. Bakatnya bekerja untuk mengurus manajemen dan administrasi, penegakan hukum, manajer bisnis, teknisi, produksi.

Dirga bertemu dengan kekasihnya pada tahun 2010 yang lalu di sebuah kedai dan sangat mencintai kekasihnya. Kekasihnya adalah Yuni. Yuni  adalah orang yang damai dan santai, prinsipnya “hiduplah dan biarkan hidup”. Ia menikmati mengambil hal-hal sesuai dengan kemampuannya dan cenderung untuk hidup di saat ini. Meskipun tenang, ia menyenangkan, perhatian, peduli, dan dikhususkan untuk orang-orang dalam hidupnya. Meskipun tidak cenderung untuk berdebat, Yuni bisa mengungkapkan pandangannya, terutama nilai yang penting bagi dirinya.

Pandangan dirinya didasarkan paham saat ini, disini dan sekarang. Yuni sangat sensitif terhadap lingkungannya, selaras dengan persepsi pancaindranya. Dia sangat sensitif untuk menyeimbangkan dan memahami dengan baik apa yang dilakukan atau tidak sesuai, baik dalam sebuah karya seni atau aspek lain dari kehidupannya. Yuni cenderung emosional, berpengetahuan luas dan empati terhadap orang lain.

Orang semacam Yuni ini hidup di dunia perasaan. Dia tajam selaras dengan cara melihat, merasa, bersuara, perasa. Memiliki apresiasi estetika yang kuat untuk seni, dan cenderung menjadi seniman dalam beberapa bentuk, karena mereka luar biasa berbakat untuk menciptakan dan menyusun hal-hal yang akan sangat mempengaruhi indera. Dirinya memiliki satu set nilai-nilai yang kuat, yang berusaha untuk hidup konsisten dan memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Dia perlu merasa seolah-olah sedang menjalani kehidupannya sesuai dengan apa yang dirasakan benar, dan akan memberontak melawan apa pun yang bertentangan dengan tujuannya. Dia cenderung memilih pekerjaan dan karir yang memungkinkan dirinya melakukan kebebasan menuju terwujudnya nilai berorientasi tujuan pribadinya.

Yuni cenderung tenang dan pendiam, dan sulit untuk mengenal dengan baik. Mereka memegang kembali ide-ide dan pendapatnya kecuali pada orang yang dekat dengan dirinya. Dia cenderung untuk bersikap baik, lembut dan sensitif dalam berhubungan dengan orang lain. Dirinya tertarik untuk berkontribusi dalam perasaan masyarakat tentang baik makhluk dan kebahagiaan, dan akan menempatkan banyak usaha dan energi untuk tugas-tugas yang mereka yakini.
Ringkasnya Yuni adalah sosok yang tenang, ramah, sensitif dan baik. Lebih suka menikmati saat ini dan apa yang terjadi di sekitar mereka. Ingin memiliki ruangnya sendiri dan bekerja dalam kerangka waktunya sendiri. Loyal dan berkomitmen terhadap nilai-nilai dan untuk orang-orang yang penting bagi mereka. Tidak suka perbedaan pendapat dan konflik, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilai pada orang lain. Kuncinya sosok Yuni adalah sosok pembujuk yang lembut dan sensitif. Bakatnya berkarier sebagai relawan, wirausaha, kerajinan dan seniman.

Sayangnya, kedua sosok ini bertentangan, dan menurut Anda bagaimana mempersatukan kedua insan yang berbeda tetapi saling mencintai ini? Berhasilkah mereka jika kelak membangun bahtera rumah tangga?