Sabtu, 06 Oktober 2012

SINOPSIS NOVEL: DIRTHA




DIRTHA gadis yang bertumbuh dengan watak pemberani. Sayangnya, dia mengidap jantung bawaan lahir. Pada usia sembilan tahun keperawanannya direnggut oleh pria bejat. Ia trauma. Masa SMAnya dihabiskan di kota Ayahnya. Kota yang menambah kesuraman. Dirtha diperkosa lagi oleh teman dari sahabatnya di sebuah pesta. Dari masa kelamnya itu Dirtha kembali ke kota lahirnya sebagai perempuan pengguna narkoba. Kehidupannya dipenuhi kelam hitam.

Ia terpaksa menikah karena dihamili seorang tanpa ikatan cinta. Suaminya kemudian berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Dirtha meninggalkan rumah dan seorang anakknya. Dia berkelana kembali ke rimba yang makin kelam. Menyusuri belantara cinta dengan berbagai tipe kelakuan pria. Pria-pria yang dikenalinya seringkali mengecewahkan. Janda kembang adalah julukan yang sangat menistakan perasaannya. Dia dicap sebagai janda yang haus seks oleh saudara-saudaranya sendiri.

Hingga suatu saat dia berjumpa dengan Dirga. Sayang seribu sayang, Dirga, pria yang dicintainya itu sudah beristeri dan beranak satu. Uniknya, kehidupan keluarga Dirga nyaris mirip dengan kehidupan eks keluarga Dirtha. Latar belakang keduanya berasal dari jenis keluarga yang sama. Keluarga broken home. Baik Dirtha maupun Dirga tak pernah menikmati kasih sayang dari seorang ayah. Keduanya membuat komitmen untuk “hidup bersama di alam cinta” meskipun tidak menikah. Dirga menawarkan bentuk keluarga Single Parent yang jadi pilihan mereka.

Pada awal hubungan mereka, dalam situasi psikologi yang amat rapuh itu, sahabat-sahabat Dirga memanfaatkan Dirtha. Mereka merayunya, bahkan berhasil memperdayai dan merenggut kehormatan Dirtha menjadi aib yang tak pernah diketahui Dirga. Dirtha bertahan dalam hubungannya dengan Dirga ketika ia berpikir akan membalas kejahatan Dirga sebagaimana yang dituduhkan sahabat-sahabatnya. Semakin berusaha menemukan bentuk kejahatan pada sosok Dirga, semakin ia menemukan makna kasih sayang yang hakiki.

Dirtha akhirnya berusaha mendapatkan anak dari Dirga dan bertekat keras untuk membangun keluarga Single Parent sebagaimana tawaran Dirga ketika menyatakan cintanya. Tetapi, penyakit jantung lemah membuat Dirtha dua kali keguguran. Dalam hubungan yang saling mencintai itu, tekanan datang silih berganti dalam kehidupan Dirtha. Orang tuanya mengutuk hubungan mereka. Sahabat-sahabat mengecam hubungan mereka. Lingkungan kerjanya menghina hubungan mereka. Dirtha merasa seluruh dunia tidak membelanya dan Tuhan selalu dipertanyakannya.

Selama dua tahun “hubungan gelap” Dirtha dengan Dirga telah mampu mengubah pandangan Dirtha tentang makna kehidupan. Dirtha merasa seperti dilahirkan kembali. Ia menemukan jati dirinya sebagai sosok perempuan yang berani, percaya diri dan mampu menjadi pemimpin sekaligus manajer dalam rumah tangga. Kekuatan cinta sejati yang ditransformasikan Dirga membuat Dirtha bangkit dari keterpurukannya.  Kini Dirtha sedang menuju pada kursi panas, menjadi seorang manajer di perusahaan Futsal. Dirga menyadari situasi kekasihnya sedang menuju pada pematangan emosional. Ujian bagi sebuah pembentukan konsep diri harus lebih ditingkatkan. Bagi Dirga, tekanan apapun yang dialami Dirtha saat ini, adalah kewajaran.

Satu hal yang membuat Dirtha senantiasa bersyukur sekaligus menyesalinya. Dirinya berjumpa dengan seseorang yang demikian tulus mencintainya, tetapi tak sanggup menikahinya. Bagi Dirtha, Dirga lebih dari seorang kekasih. Dirga adalah sosok ayah bagi dirinya. Terjadilah dualisme dalam kepribadian Dirtha. Ia mulai lupa dengan komitmen awal mereka. Dirtha menuntut agar hubungannya dengan Dirga berlanjut ke pelaminan. Sedangkan Dirga tetap konsisten pada prinsip awalnya, memelihara komitmen mereka untuk membangun Single Parent sebagai solusi atas cinta mereka.

Dirtha mulai goyah mempertahankan komitmennya dengan Dirga. Kini ia membenci Dirga tetapi tak kuasa melakukannya. Berkali-kali hubungan mereka terancam putus dan tersambung kembali. Pada saat yang sama, Dirtha sedang berada pada puncak karier. Dirinya diuji dengan berbagai tekanan dari dalam dirinya sendiri dan tekanan dari luar dirinya. Kebohongan menjadi santapan setiap pagi, amarah kian terik bermetamorfosis menjadi dengki, tipu muslihat, kebencian dan luka.

Pada situasi yang amat panas itu, Dirga berhasil mengungkap aib yang disimpan rapih oleh Dirtha selama hubungan mereka. Dengan ketulusan cintanya, Dirga memaafkannya. Sejak itulah Dirtha mengalami depresi berat. Ia malu kepada ketulusan kekasihnya. Bahkan ia malu menatap dirinya sendiri di cermin. Ia malu mandi dan menyaksikan tubuhnya. Tetapi, Dirtha belum berhenti membohongi dirinya dan membohongi kekasihnya. Hingga akhirnya, Dirtha si perkasa itu diperkosa lagi oleh lelaki tak dikenal di dalam mobil yang ditumpanginya saat sedang menghindar dari Dirga.

Dirga terpukul oleh kejadian tragis itu. Pasca pemerkosaan itu, Dirga mengidap Gonore. Setelah berhasil sembuh dari gonore yang menyerang saluran kencing, Dirga dan Dirtha bertemu di lapangan luas. Meluaskan hati mereka masing-masing. Keduanya membuat komitmen baru. Yaitu membangun hubungan baik laksana ayah dan anak. Rupanya hubungan itu lemah. Hanya dalam hitungan beberapa menit, komitmen itu hancur.

Hari demi hari berganti, hubungan yang melemah itu dibumbuhi dengan saling curiga dan silang pendapat. Dirtha yang sedikit waktu lagi akan menjadi manajer di tempat kerjanya, harus menerima tekanan yang datang dari Dirga sendiri. Apakah dengan kekuatan yang dimilikinya, Dirtha mampu mewujudkan kebahagiaannya?
Atau berhasilkah Dirtha hidup bersama Dirga selamanya?

Tunggu kisahnya dalam Novel berjudul: DIRTA (Derita Tiada Akhir)

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar