Kamis, 03 Januari 2013

PESAN

Sudah kupilih bibit terbaik dari buah yg kutanam 2 tahun lalu. Kupelihara dalam keyakinan dan kurawat dalam ketulusan. Kini menjadi pohon dengan buah yang sedikit kebaikannya. Buah-buahnya rusak membusuk dihantam angin laut. Pohon itu menuduhku sebagai penyebab buah-buah busuknya. Sesaat nampak hendak roboh dan menimpa diriku. Apa yg harus kulakukan untuk pohon ini? Haruskah kubisikan kepada badai agar mereka menjelma menjadi angin sepoi? Tidak mungkin, sebab badai terlampau ganas.

Tak semua orang bisa sekuat yang mereka pikirkan. Pikirannya akan selalu diuji dalam tekanan yg silih berganti sepanjang menjalani hidup, hingga suatu hari ia tiba pada sebuah simpulan yang selalu dibahasakan secara verbal sebagai sebuah "kesadaran". Padahal, sesungguhnya kesadaran bukan di akhir sebuah perjalanan. Kesadaran terletak di pangkal sebuah rencana.

Biarlah kemuliaan hujan menghapus jejak yang kutorehkan di tepi pantai sebelum ombak datang melindasnya seketika.

Pastilah kita semua menghindari chaos dan selalu melahirkan order... bagaimanapun kita memulai dari kebiasaan dalam merakit nilai menjadi perahu institusi, wadah yg akhirnya membawa kita pada tujuan bermasyarakat. Berkaryalah terus sahabat-sahabatku.... Temukan modelmu dalam kepiawaian menjahit "pemberontakan" dalam dialektika kehidupan. Aku disini merakit polaku. Maju terus, maju bersama. 

Kadang menjauh dari cinta itu lebih baik, bukan karena berhenti mencintainya, tetapi untuk melindungi diri dari rasa sakit.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar