Seperti burung-burung pagi
Cintaku hinggapterbang dari ranting ke pucuk
Dan aku setia memandangi tempat persinggahan itu
Semoga suatu ketika kutemukan siulan namaku
Dinyanyikan Cintaku dengan merdu
Dengan rindu
Cintaku hinggapterbang dari ranting ke pucuk
Dan aku setia memandangi tempat persinggahan itu
Semoga suatu ketika kutemukan siulan namaku
Dinyanyikan Cintaku dengan merdu
Dengan rindu
Dan simfony itu kembali kubawah ke bilik kangenku
Hingga di bilik itu segala jejakmu menguatkan doaku
Doa dari magma hati
Lelaki yang terluka
Merindu
Hingga di bilik itu segala jejakmu menguatkan doaku
Doa dari magma hati
Lelaki yang terluka
Merindu
Memang hanya seketika
Cintaku melindap engkau dengan indah
bayangan itu mengukir jejak
serupa matahari menandai waktu
Entah kemana ia menyeret hatiku
Cintaku melindap engkau dengan indah
bayangan itu mengukir jejak
serupa matahari menandai waktu
Entah kemana ia menyeret hatiku
Tapi aku bergerak memburu
Sebelum tanjung-tanjung padamkan suar
Dan isyarat terhapus dari gang
Biar lambaimu senantiasa kukenang
Cintaku engkau milik sebuah abad
Lalu kepadamu, kepada isyarat hatimu
kusimpan di kamar kangenku
Di tengah bunga pengalaman-pengalaman abadi
Yang setiap pagi kusirami rindu
Sebelum tanjung-tanjung padamkan suar
Dan isyarat terhapus dari gang
Biar lambaimu senantiasa kukenang
Cintaku engkau milik sebuah abad
Lalu kepadamu, kepada isyarat hatimu
kusimpan di kamar kangenku
Di tengah bunga pengalaman-pengalaman abadi
Yang setiap pagi kusirami rindu
Tak ada istana
Rumah bunga
Kecuali kaki langit
dimana kubangun sebilik ruang kangenku
Di bilik itu, langit mengalas beludru awan
mengedipkan segala cah'ya
Rumah bunga
Kecuali kaki langit
dimana kubangun sebilik ruang kangenku
Di bilik itu, langit mengalas beludru awan
mengedipkan segala cah'ya
Gemawan dan cahaya segala harapan
Buat hatimu senantiasa bergeriap
Dan rambutmu berselimut
Di sana aku menjaga, sekaligus meratap
Bersama usia terus merambat
Menjadi pohon yang daun-daunnya berguguran
Kerna tangan dan cintaku tak mungkin menyentuh dikau
Selain jiwaku terus membayangkan kesia-siaan
Cintaku moga kau tidur di kangenku
Sehari dan mungkin selamanya
Seabadi pertama kamu tersenyum
Buat hatimu senantiasa bergeriap
Dan rambutmu berselimut
Di sana aku menjaga, sekaligus meratap
Bersama usia terus merambat
Menjadi pohon yang daun-daunnya berguguran
Kerna tangan dan cintaku tak mungkin menyentuh dikau
Selain jiwaku terus membayangkan kesia-siaan
Cintaku moga kau tidur di kangenku
Sehari dan mungkin selamanya
Seabadi pertama kamu tersenyum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar