eskalator seperti juga zaman punya awal
yang pergi bisa saja datang kembali
gaun dikenakan pasti tak seperti kemarin
kecuali renungan kita tentang yang abadi
akupun bertemu
tidak lagi di halte atau pada sebuah bus
meski kenangan selalulah istimewa
masa kanak-kanak yang itu terasa dewasa
rambut dulu menepihkan dukaku
kini mengibarkan jiwaku
aku memang bertemu apa diinginkan hatiku
siang selalu seperti anak nakal
selalu nakal
mengawinkan dua abad
menyatukan sia dan yang terindah
entah puisi atau elegi
iklaslah kita membiarkannya bergerak
entah di jalanan atau derasnya sungai
terpenting sampailah kita di yang diinginkan hati
akupun bertemu
membaca denting hatiku sendiri:
tak ada yang pernah pergi
karena indah itu abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar