Sabtu, 06 Februari 2010

Epigram Cinta Melindap (buat EMBUN)

Epigram Cinta Melindap
(buat EMBUN)

1
Tak ada istanah
Rumah bunga
Kecuali kaki langit
dimana kubangun sebilik ruang kangenku
Di bilik itu, langit mengalas beludru awan
mengedipkan segala cahya
Gemawan dan cahya purba segala harapan
Buat hatimu senantiasa bergeriap
Dan rambutmu berselimut

Di sana aku menjaga, sekaligus meratap
Bersama usia terus merambat
Menjandi pohon yang daun-daunnya mulai gugur
Kerna tangan dan cintaku tak mungkin menyentuh
dikau
Selain jiwaku terus membayangkan kesia-siaan

Cintaku moga kau tidur di kangenku
Sehari dan mungkin selamanya
Seabadi pertama kamu tersenyum

2
Memang hanya seketika
Cintaku melindap engkau dengan indah
bayangan itu mengukir jejak
serupa matahari menandai waktu
Entah kemana ia menyeret hatiku

Tapi aku bergerak memburu
Sebelum tanjung-tanjung padamkan suar
Dan isyarat terhapus dari gang
Biar lambaimu senantiasa kukenang
Cintaku engkau milik sebuah abad

Lalu kepadamu, kepada isyarat hatimu
kusimpan di kamar kangenku
Di tengah bunga pengalaman-pengalaman abadi
Yang setiap pagi kusirami rindu
yang wanginya memberkas kemimpi-mimpi

3
Seperti burung-burung pagi
Cintaku hinggapterbang dari reranting kepucuk-pucuk
Dan aku setia memandangi tempat persinggahan itu
Semoga suatu ketika kutemukan siulan namaku
Dinyanyikan Cintaku dengan merdu
Dengan rindu
Dan simfony itu kembali kubawah ke bilik kangenku
Hingga di bilik itu segala jejakmu menguatkan doaku
Doa dari magma hati
Lelaki yang terluka
Merindu


4
Senja senantiasa merindukan malam
Dan malam mengimpikan fajar pagi
Dan aku pun menanti
Senantiasa menanti yang kurindu
Terlalu sempurna yang kurindu
Tapi aku mesti ke situ
Kerna cuma di situ hatiku hidup

Kernanya, kurindu dikau Cintaku
Malam yang sempurna
Dan siang yang cerah
Aku telah capek menipu rasaku
Seperti tanah dimana lalang dan gandum
Berampasan haru

Sungguh aku gerah tersenyum pada kebohongan
Pada menit-menit yang memaksa aku menebas kebencian
Seumur-umur aku berdusta seakan gembira
Kendati nestapa mengunung dan keluh melebat

Aku mau keluar dari sana Cintaku
Lalu datang padamu
Meski engkau tak menyiapkan pintu
Setidaknya aku bisa mengetuk dari rindu

5
Malam selalu sunyi dan gelap
Hanya dikau Cintaku lentera dalam kangenku
Dimana aku harus pulang padamu
Menyegarkan impianku
Dari kepenatan lalulalang pikiran yang serba memburu
Entah catatan kehidupan
Atau cita-cita masa depan

Aku harus pulang keribaan kesucianmu
Kesucian yang membuat nafasku menjadi panjang
Dan lenguh berhenti berubah kegairahan
Dimana aku boleh tafakur
Memaknai nilai kelahiran
Agar kematian semoga menjadi perjalanan indah

6
Kelelawar malam lewat mematuk sekeping hatiku
Ke gunung ia membawanya
Ke tebing ia mencampakkannya
Sekeping lainnya masih disini
Dalam cawan kesetiaan
Dalam cawan kerinduan
Setegartegarnya aku menjaganya
Sambil berharap moga ada pesta paskah
Dimana kita bisa berbagi cawan Cintaku
Meneguk asmara
Dan merapalkan doa
Sebelum perahuperahu kita pergi
Meninggalkan bab akhir catatan kehidupan

7

Hanya seketika tapi abadi
Begitu aku mencintaimu Cintaku
Jika suatu ketika tubuhku telah menjadi tanah
Tanah itu akan menumbuhkan pohon kecintaanku
Biar burung-burung yang hinggap direrantingku
Membaca rinduku
Dan mengabarkan padamu
Dimana aku senantiasa berharap
Mengeja setiap isyarat di bening matamu
Buat kafan tidur abadiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar