Rabu, 17 Februari 2010

PUISI-PUISI VALENTINE 2

LAGU SENJA 1

Andai hujan senja ini panjang
Kuingin berpayung matamu
Kerna keringat jiwaku bertahun lapuk membusuk
Pada rumah dan sujud yang payah
Sedang padamu berguguran sajak-sajakku
Pun di matamu bertebaran buih benih dewi laut
Lambaikan jemari asmara purba para dewa
Oh venus kaukah yang menjelmah pada putri desaku
Telah sirnah lolong-lolong anjing malam
Jiwaku kasmaran dengan bulan oh eros tembangkan lagu surga
Peluk aku dalam dansa
Tarikan lenggang cinta sedasyat ombak
Leburkan aku pada jiwa putri alam
Tubuh lelah, jiwa patah ini biarkan bermuara



LAGU SENJA 2

Sebutir sunyiku leleh diribaanmu
Tahukah kau putri alam
Setelah hujan senja itu
Mengental segala wangi dupa jiwaku
Tersedot panas bening matamu
Dan erangan derita jingga berguguran
Seperti daun-daun kering dihempas putting beliung
Tahukah kau putri alam

Tiga puluh tahun kembara berujung pada sangsi
Menyimpan gunung batu bertebing-tebing
Mengarung laut tanpa matahari
Tahukah kau
Setelah usai hujan senja itu
Kau laksana tiang dermaga memanggilku
Dalam lambaian yang bijak
Dan perahu nasibku bergerak dalam serpihan kabut-kabut

Telah kukenal cintaku pada sunyi
Tahun-tahun kubiar lalu lalang sendiri
Keisengan berganti dan lagi berganti membingkai kelam
Pun dalam sembayang jiwa melenguh teriris kesesalan
Pada rumah bumi kusimpuhi rahasia malam

Dan pada senja yang basah
Setelah kau maknakan bunyi suara alam
Sunyi-sunyiku leleh
Ujudku membayang serupa bayi baru dilahirkan
Tahukah kau
Cintaku larut dalam nafasmu



LAGU SENJA 3

Usai cerita dukamu
Hujan masih saja menitik penuhi kolam dukaku
Duka kita bersampah daun mangga
Berhanyut-hanyut di empang rumah
Begitu jenaka senja itu

Telah kukisahkan betapa cinta Gibran
Pada May Ziadah mereka yang bersentuhan dalam rahasia
Jiwa yang akrab
New York, Kairo berbunga asmara yang gaib
Oh Gibran oh May Ziadah telah lapuk segala jarak
Dan segala langit ternganga dalam nyanyian cintamu
Adakah lembingmu membunuh duka saudaramu
Agar benih bunga tumbuh merimbun
Setelah senja itu pupus
Dan lagamu adalah nyanyian kami
Dalam hari-hari penuh ruh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar