Sabtu, 06 Februari 2010

DI TEPI GETIR

“laiknya sungai,
hidup pun punya kelokan
batubatu licin tebing curam
setiap orang senantiasa melewatinya
bila ingin sampai ke muara
entah dengan air mata atau sepercik nestapa,” kataku
kau senyum dalam perasaan penuh air mata

“laiknya laut,
cinta pun punya gelombang
angin badai
setiap orang senantiasa melewatinya
bila ingin sampai ke pulau tujuan
entah dengan luka dan duka menguncang,” kataku
kau menunduk dalam potongan hati tersayat

“seperti sungai dan laut
cinta dan kehidupan pun butuh keberanian
tanpa itu orang tak pernah sampai pada keindahan
yang selalu berada di tepi getirnya,” kataku
kau menatapku dengan kepedihan tanpa makna

akupun diam.
cinta tak butuh kata-kata, katamu
selain mencintainya dengan cinta semata
tanpa penyesalan tanpa air mata
akupun diam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar