Sabtu, 06 Februari 2010

SEBUAH LAGU HAMPIR KULUPA (1)

di Café Mart yang luas, cinta adalah kehidupanmu; katamu
aku mendengar nyanyian hati pada denting piano
gaunmu berwarna pink dan matamu pelangi
aku selalu tak menghafal tanggal dan hari itu
kecuali isyarat laut di balik jendela tentang rahasia
bahwa kita senantiasa punya saat melayari waktu
di ruang itu,
ketika kesibukan lalulalang dengan kegentingannya sendiri
kau kidungkan lagu hampir kulupa
syair yang tepikan aku dari riwayat silam dan nestapa panjang
jiwaku pun kangen ziarahi segala yang indah dari cinta
padahal kegembiraan tak lagi tergambar
bagaimana ujud bayangannya
kuburannya pun telah lama tak kusinggahi
bunga-bunga yang kusiapkan sudah mengering
dan kali muaranya di hatiku sudah menikung ke ujung lain
tapi pada reffrain lagu itu kau nyanyikan bait hidupku
laut luas dan pelayaran menantang pertarungan baru
lelaki yang dulu tak pernah dikalahkan waktu
cukup lama kutelusuri makna hati lagumu
di denting akhir piano sunyi kembali mengepungku
penanda tanggal dan hari akan berlalu
yang detiknya mulai menjentikan luka ke hatiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar